Wednesday, September 9, 2015

Salah Persepsi Belajar Bahasa Asing

Banyak orang indonesia yang merasa mereka tidak mempunyai bakat sedikit pun untuk belajar bahasa ataupun merasa ‘terlalu tua” untuk belajar bahasa Inggris dengan baik saat ini.
Saya percaya bahwa kita semua tidak pernah terlalu tua untuk belajar bahasa asing.  Bahkan pelajar dewasa justru mempunyai lebih banyak faktor yang menguntungkan dalam proses pembelajaran dari pada pelajar-pelajar  yang lebih muda.
Beberapa faktornya antara lain :
1.    Kemampuan untuk membaca.
2.    Lebih berpengalaman (kelebihan dalam kemampuan belajar secara kontextual)
3.    Mengerti taktik (pelajar yang masih sangat muda tidak mengerti taktik, mereka lebih condong “mengikuti arus” )
4.    Kosa kata lebih luas yang dimiliki dari bahasa ibu biasanya mempunyai banyak kesamaan dengan bahasa yang dipelajari.
5.    Kemampuan secara mandiri mencari lawan bicara untuk berlatih  dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah kutipan dari sebuah artikel  yang ditulis oleh Steve Kaufman   mengenai  kesalah-kaprahan umum yang terjadi di masyarakat dalam belajar bahasa.

1.    Belajar bahasa itu sulit.

Akan menjadi lebih sulit apabila kalau kita sendiri tidak ada motivasi . Belajar bahasa perlu proses yang lama namun tidak sulit. Kita hanya perlu mendengar dan membaca. Percayalah,  ini memang semudah itu.  Secepatnya anda akan merasakan kepuasaan dalam mengerti bahasa asing.  Tanpa anda sadari anda sudah mulai menggunakannya.  Begitulah biasanya bahasa diajarkan yang membuat itu mudah untuk disukai.

2.    Kita harus punya bakat dalam belajar bahasa.

Tidak perlu. Siapapun yang ingin pasti bisa. Di Swedia dan Belanda kebanyakan orang berbicara lebih dari satu bahasa. Mereka tidak semua berbakat dalam Kebahasaan. Atlet asing di Amerika Utara biasanya berbicara lebih cepat daripada orang yang berada di dalam lingkungan belajar yang formal.   

3.    Kita harus berada di negara dimana bahasa tersebut dipakai.

Kebanyakan  imigran di Amerika Utara tidak pernah belajar  bahasa selain bahasa inggris yang lambat namun kita melihat beberapa dari mereka yang berbicara inggris dengan sempurna. Pada tahun 1968, saya belajar bahasa Mandarin hingga lancar selagi saya tinggal di sana, dimana hanya sedikit yang berbahasa itu. Dengan adanya internet, pelajaran bahasa juga lebih mudah diakses oleh siapa pun yang mempunyai komputer atau dengan menguduhnya ke iPod. Saat ini Lokasi bukanlah suatu halangan. Dimana-mana anda bisa mengunduhnya.

4.    Hanya anak-anak yang bisa belajar bahasa lain dengan baik.

Hasil penelitian terakhir terhadap otak manusia menyebutkan bahwa otak kita tetap mempunyai sifat yang sama alias tidak berubah sejalan dengan umur kita yang menua. Orang dewasa yang kehilangan daya penglihatannya harus belajar huruf Braille sebagai perbandingannya. Tapi tidak dengan otak. Ketajamannya tetap konstan. Orang dewasa mempunyai kosa kata yang lebih luas dan pembelajar yang jauh lebih baik dari pada anak-anak. Saya telah belajar 4 bahasa sejak saya berumur 55 tahun. Orang dewasa hanya perlu semangat anak-anak untuk berexperimen dan keinginan yang besar utk berkomunikasi tanpa takut terlihat konyol.

5.    Untuk belajar bahasa diperlukan ruang kelas yang formal.

Ini sangatlah penting dalam hal ini. Ruang kelas mungkin lebih ekonomis dan tempat yang tepat untuk bertemu dengan murid lainnya. Terdapat bobot sejarah dan tradisi di dalam kebiasaan ini. Sayangnya ruang kelas menjadi tidak efisien dalam kegiatan belajar bahasa. Semakin banyak murid semakin tidak efisien kegiatan ajar mengajarnya. Bahasa tidak bisa hanya diajarkan namun juga harus dipelajari. Penjelasan secara struktur  teoritikal kadang sukar untuk dimengerti, sulit untuk diingat dan makinlah susah untuk dipraktikan. Pengulangan dan latihan sangat menjengkelkan untuk beberapa orang. Mayoritas lulusan sekolah anak-anak tidak dapat menggunakan bahasa yang yang mereka pelajari selama 10 tahun.

6.    Kita perlu berbicara agar dapat belajar (dan kita tidak mempunyai partner untuk itu)

Menggunakan bahasa yang dipelajari adalah goal utamanya, namun itu bisa menunggu. Sesudah kita menguasai suatu bahasa, kita akan menemukan kesempatan untuk menggunakannya. Pada saat kita belajar bahasa adalah sangat penting untuk mendengarkan.  Menggunakan penggalan-penggalan yang kita pikir “berguna” justru akan membuat kita terjebak dalam kesulitan. Apabila bertemu dengan seorang Native speaker, akan tidak dapat terhindarkan kita menghabiskan waktu hanya untuk mendengarkan. Kecuali kalau kita sudah mahir. Kita tidak perlu berbicara untuk belajar, kita perlu menyimak untuk belajar berbicara.   

7.    Saya ingin belajar namun saya tidak punya waktu.
Bagaimana kalau kita menggunakan waktu yang terbuang saat kita menunggu antrian, perjalanan pulang pergi kerja, melakukan kerjaan di sekitar rumah atau sekedar jalan-jalan dengan mendengarkan suatu pelajaran bahasa di iPod atau MP3 player kita ?   sekali kita mencoba 5 sampai 10 menit sehari,  kemudian bisa sampai 30 menit sehari. Kalo kita percaya akan mencapai suatu hasil dan kita menikmatinya, seperti saya, anda pasti akan menemukan waktu untuk itu.
Silahkan terus mengikuti tips dan motivasi untuk mencapai target belajar bahasa anda.
Datang dan ‘Like’ halaman Facebook saya buat yang belajar Bhs Inggris di  facebook.com/mylanguagevillage atau berlangganan di blog saya untuk hal-hal terbaru.

No comments:

Post a Comment